Jumat, 19 April 2013

Pertapaan Arjuna

Pertapan berasal dari bahasa Jawa “tapa” atau lebih dikenal dengan semedi dalam Bahasa Indonesia. Secara lengkap imbuhan dari kata dasar tersebut adalah menyatakan sebuah tempat untuk bertapa atau bersemedi.
Dalam peradaban Jawa pada masa lalu sebelum berkembangnya budaya Islam di tanah Jawa, bertapa adalah media munajat kepada sang Kholik. Bahkan sampai dengan sekarang dalam agama atau kepercayaan tertentu menggunakan cara bertapa dalam bermunajat kepada Tuhan-nya.

Adalah sebuah tempat, 14 km dari Kebumen tepatnya di Desa Peniron RT. 05/06 Pejagoan. Pertapan Arjuna demikian para pendahulu menyebutnya. Sebagaimana tempat yang disucikan tempat ini mempunyai ketinggian diatas rata-rata. Dengan batu menyerupai altar selebar 2 x 2m dan beberapa lainnya menyerupai kursi kecil (dhingkik, jawa) tertata rapi. Diantara beberapa dhingklik tersebut ada sebuah dihngklik dengan ukuran lebih besar dan lebih tinggi. Sedangkan di belakang dingklik besar tersebut, sebatang pohon besar dan langka bertengger di atas batu dengan tegar.

Konon pada zaman dahulu, dua generasi yang silam dan sebelumnya tempat ini sering digunakan untuk tempat bertapa. Namun kebanyakan dari mereka yang datang bukanlah dari masyarakat setempat, namun lebih banyak dari luar daerah. Mengenai sejauh mana hasil dari bertapa di tempat ini, kita tidak tahu tetapi pada kenyataannya selalu saja ada yang datang. Di bawah pohon sebelah timur itulah rupanya tempat favorit bagi sang pertapa. Entah mengapa titik tersebut yang dijadikan tempat favorit.

Para pertapa biasanya datang pada malam hari sebelum jam 24.00 dan langsung menuju lokasi karena tidak ada juru kuncinya. Metode bakar kemenyan, kembang tujuh rupa, air putih adalah kelengkapan ritual yang biasanya tempatkan di bawah pohon tersebut sebagai sesaji. Adapun kadang kala juga terdapat perlengkapan sesaji yang lain, barangkali disesuaikan dengan hajat ritual sang pertapa.

Beberapa sumber sempat bercerita tentang kejadian-kejadian misterius yang terjadi di pertapan ini. Seperti halnya munculnya obor yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan titik yang menyala bergantian di tempat itu. Dalam istilah masyarakat setempat disebut dengan kemamang yang ditafsirkan sebagai obor gaib. Selain kemamang, sering terdengar juga suara keramaian baik tangisan, teriakan ataupun riuh gemuruh. Namun anehnya lagi kebanyakan keanehan-keanehan tersebut di rasakan oleh masyarakat yang letaknya jauh dari lokasi pertapan dan tidak dirasakan sama sekali oleh masyarakat terdekat.

Entah kapan dan siapa yang dapat menceritakan kisah sebelumnya secara lebih detil. Kepada pembaca yang kebetulan mengetahui tentang Pertapan Arjuna ini.



1 komentar:

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,
    Sengaja ingin menulis sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan
    Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar 750juta saya sters hamper bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu dengan kyai ronggo, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI RONGGO KUSUMO kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib 3Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 3M yang saya minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada. Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi kyai ronggo kusumo di 082349356043 situsnya www.ronggo-kusumo.blogspot.com agar di berikan arahan. Toh tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sama baik, jika ingin seperti saya coba hubungi kyai ronggo kusumo pasti akan di bantu

    BalasHapus